PSSI v LPI, Ini Konflik Politik!
Sabtu, 08 Januari 2011 – 12:19 WIB
JAKARTA -- Budayawan Garin Nugroho blak-blakan menyebut, perseteruan PSSI dengan Indonesia Super League (ISL)-nya vs Liga Primer Indonesia (LPI), merupakan perseteruan politik. Menurut Garin, masalah persepakbolaan ini menjadi ruang mikro konflik politik antara dua tokoh besar, yakni Aburizal Bakrie dengan Arifin Panigoro. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengakui, selama menjadi menteri yang mengurusi olahraga, dirinya merasa asik-asik saja. "Yang bikin pusing menpora itu, urusan PSSI dan KNPI," ujar Andi sembari tergelak. Dia juga hadir sebagai pembicara di diskusi itu. Hanya saja, mantan jubir Presiden SBY itu tidak menjelaskan lebih lanjut kalimatnya tersebut.
Dikatakan Garin, masalah PSSI ini mirip dengan masalah di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), yang kerap kali menjadi ajang merebut pengaruh bagi para politisi bangkotan. "Di situ ada Aburizal Bakrie, ada Arifin Panigoro," ujar Garin Nugroho saat hadir sebagai salah satu pembicara diskusi interaktif mingguan bertema 'Menyongsong Indonesia 2011' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/1).
Menurut Garin, pertandingan sepakbola memang menjadi daya pikat bagi kalangan politisi. Maklum, kata Garin, para penggemar sepakbola rela berdesak-desakan, antre tiket mahal hingga rela menginap. Hal ini, lanjutnya, sangat berbeda dengan ajang kampanye, dimana warga malas datang, dan kalau pun datang, harus ada uang.
Baca Juga:
JAKARTA -- Budayawan Garin Nugroho blak-blakan menyebut, perseteruan PSSI dengan Indonesia Super League (ISL)-nya vs Liga Primer Indonesia (LPI),
BERITA TERKAIT
- Kunjungan Kerja Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Perkuat Kedekatan Antarnegara
- Libur Panjang, Lebih dari 400 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Forum IMT-GT Dorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Sumatera
- Kaltim Raih Juara Pertama Cabang Fahmil Quran Putra MTQN ke-30
- Pemanfaatan Drone dalam Sektor Pertambangan Semakin Dilirik
- Jumpa Pers Kadin Arsjad Rasjid Digagalkan Oknum Petugas, Wartawan Dilarang Masuk