PT Bentoel PHK 1.000 Karyawan
Produksi Menurun Drastis, Pangkas 11 Perusahaan Jadi Tiga
’’Kami akan mengkaji lagi dan melakukan efisiensi dalam bentuk lain. Tetapi, pada masa mendatang, akan ada efisiensi lagi,’’ tambahnya.
Shaiful menjelaskan, manajemen pabrik rokok yang awalnya bernamaStrootjes Fabriek Ong Hok Liong itu sejatinya sangat berat hati jika harus melakukan keputusan tersebut. Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya harus mengambil keputusan berat itu.
’’Yang jelas, pasaran rokok secara nasional menurun hingga 2,5 persen. Lalu, ada penambahan cost dari kenaikan BBM, UMK, inflasi, hingga penurunan uang rupiah. Ini berdampak sekali,’’ tuturnya. ’
’Kami memilih konsolidasi supaya perusahaan ini bisa sustainable (berkelanjutan),’’ tambahnya.
Shaiful memaparkan, produksi rokok Bentoel terus menurun. Dari sektor sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT) yang masuk kategori tier 2, pada 2012 terpantau produksinya mencapai 10 miliar batang. Lalu, menurun tajam pada 2013 yang hanya mencapai 6 miliar batang.
Selain itu, kebijakan baru pemerintah yang mengharuskan 40 persen produk rokok menunjukkan gambar seram di bagian cover dituding meningkatkan biaya produksi. Jadi, beban produksi pabrik menjadi bertambah. ’’Inflasi juga berpengaruh ke pendapatan masyarakat. Mereka berpindah ke rokok yang lebih murah,’’ ucapnya.
Efisiensi di pabrik tersebut, kata Shaiful, bertujuan semakin meningkatkan penjualan. Dia memastikan Bentoel akan mengalihkan investasi ke sisi sales and marketing.
’’Jadi, seperti ini misalnya. Dari empat perusahaan, ada empat manajer akunting. Nah, ketika dimerger hanya perlu dua manajer. Nah, dua manajer ini kan harus diefisiensikan,’’ tutur Corporate Affairs Manager PT Bentoel Internasional Investama Tbk Winny Soendaroe sembari menyebutkan, tahun ini Bentoel tetap mengincar target lebih dari 20 miliar batang.