PT Semen Gresik Diminta Tidak Arogan
Senin, 03 Oktober 2011 – 22:44 WIB
JAKARTA - Anggota DPR dari daerah Pemilihan Jawa Timur, Iskandar Saichu meminta Direktur Utama PT Semen Gresik Grup (PTSGG), Dwi Soetjipto segera menyelesaikan secara baik kasus penggusuran masyarakat Desa Kobonmas dan Sucimanyar di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
"Ini sudah cukup lama masyarakat Desa Kobonmas dan Sucimanyar memprotes cara-cara Semen Gresik menggusur mereka dari lahan yang selama ini menjadi sumber kehidupannya. Anehnya, dari awal rapat, tidak ada sedikitpun kendala yang disampaikan oleh Dirut soal penambahan lahan. Apa tuntutan masyarakat desa itu tidak dianggap masalah." tanya Iskandar Saichu, kepada Dwi Soetjipto, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (3/10).
Baca Juga:
Dalam pengaduan masyarakat setempat kepada DPR, ungkap Iskandar, PT SGG disebut sebagai pihak yang arogan dalam berurusan dengan masyarakat. "Sebagai wakil mereka di DPR, kalau memang ada sikap-sikap arogan dari pihak manajemen disaat berurusan dengan masyarakat saya minta agar arogansi itu dihentikan," tegasnya.
Lebih lanjut Iskandar berharap agar PT SGG jangan sampai menjadi contoh BUMN yang merampok hak-hak rakyat atas tanah dengan dalih apapun. "Tanah adalah soal hidup dan bagi rakyat. Jangan sampai PT Semen Gresik menjadi contoh BUMN yang merampok hak-hak rakyat atas tanah," tegas politisi PPP itu. (fas/jpnn)
JAKARTA - Anggota DPR dari daerah Pemilihan Jawa Timur, Iskandar Saichu meminta Direktur Utama PT Semen Gresik Grup (PTSGG), Dwi Soetjipto segera
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Konsisten Terapkan Produk Halal, Ajinomoto Raih Penghargaan IHATEC
- Sinar Mas Land Sukses Menyelenggarakan DNA Leadership Summit di BSD City
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar
- Perdana Hadir di SIAL Interfood, Lee Kum Kee Optimis Perkuat Pasar di Indonesia
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik