PT Vale Realisasikan Prinsip Keberlanjutan lewat Taman Kehati Sawerigading Wallacea
Kementerian Lingkungan Hidup dan dan Kehutanan (KLHK) telah menilai Taman Kehati Sawerigading Wallacea sebagai bentuk kesuksesan pengelolaan lahan tambang yang berkelanjutan.
Salah satunya yaitu Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang telah dipuji oleh Bank Dunia sebagai tindakan efektif dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Di Indonesia, salah satu korporasi yang konsisten memperoleh penghargaan ini adalah PT Vale Indonesia.
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy menyatakan bahwa Taman Kahati menjadi sarana pemeliharaan flora dan fauna, pembelajaran keanekargaman hayati, lokasi untuk rekreasi, dan sarana olahraga. Taman ini telah diresmikan pada 30 Maret 2023 oleh Presiden Joko Widodo.
Febriany menjelaskan bahwa Taman Kehati Sawerigading Wallacea adalah sebuah fasilitas terpadu yang merupakan komitmen untuk mewujudkan pertambangan terintegrasi, dengan menjaga keanekaragaman hayati. Taman Kehati memiliki area terkelola 15 hektar dan area pengembangan 60 hektar.
"Taman ini terintegrasi dengan fasilitas Pusat Persemaian (nursery) berkapasitas 700 ribu bibit per tahun di atas lahan seluas 2,5 hektar. Bibit dari fasilitas ini sangat penting untuk revegetasi,” jelas Febriany Eddy.
Dia juga mengatakan bahwa Taman Kehati merupakan rumah bagi para rusa yang dikembangbiakkan. Taman Kehati Sawerigading Wallacea pun akan melengkapi fasilitas penangkaran kupu- kupu endemik.
Selain itu, ada juga fasilitas Wooden House dan DOJO (pusat pelatihan) untuk kegiatan terkait lingkungan hidup.
Ekonom Senior INDEF Prof. Bustanul Arifin mengatakan bahwa kepedulian perusahaan swasta mengembangkan keanekaragaman hayati adalah hal penting
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Pertalindo dan Pemkot Semarang Sosialisasikan Amdalnet
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Survei Schneider Electric: 71 Persen Pemimpin Bisnis Memprioritaskan Keberlanjutan
- INDEF: Dampak Kerugian Penyeragaman Rokok Bisa Tembus Rp 308 Triliun