PTS Dimerger Diarahkan ke Pendidikan Vokasi
jpnn.com, BEKASI - Menristekdikti Mohamad Nasir mewacanakan sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) yang akan dimerger diarahkan ke pendidikan vokasi.
Hal ini untuk memenuhi target Kemenristekdikti untuk memperbanyak pendidikan vokasi di Indonesia.
Saat ini, pendidikan vokasi hanya 16 persen dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Jumlah ini sangat kurang mengingat kebutuhan tenaga kerja yang punya kompetensi di Indonesia terus meningkat.
Menteri Nasir menargetkan jumlah pendidikan vokasi bisa mencapai 20 persen pada 2018.
"Dunia industri dan usaha terus berkembang. Sertifikasi kompetensi menjadi keharusan bagi tenaga kerja Indonesia yang ingin bersaing baik dalam maupun luar negeri. Karena perguruan tinggi kita sedikit yang menghasilkan lulusan siap pakai, ini yang kami ubah agar pasar tenaga kerja Indonesia tidak dikuasai asing," beber Nasir di sela-sela peresmian Politeknik Ketenagakerjaan di Bekasi, Jabar, Kamis (26/10).
Walaupun baru tahap wacana, Nasir mengungkapkan, tengah menggodok regulasi pengalihan pendidikan non vokasi ke vokasi.
Dengan demikian PTS yang merger dan dialihkan ke pendidikan vokasi bisa hidup karena tidak kekurangan mahasiswa.
"Bila tuntutan mengarah kepada sertifikasi kompetensi, masyarakat akan memburu pendidikan vokasi," ucapnya.
Saat ini, pendidikan vokasi hanya 16 persen dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Menteri Nasir menargetkan jumlah pendidikan vokasi bisa mencapai 20%.
- Bangkitkan Ekosistem Gim Lokal, Kemenekraf Gandeng Polandia
- Unika Atma Jaya Raih Peringkat 3 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia
- Luar Biasa! Untar Masuk 10 Besar PTS Terbaik di Indonesia versi QS WUR 2025
- Dukung Kemajuan Pendidikan Vokasi, TBIG Tingkatkan Kompetensi Guru SMK
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Kearifan Lokal Tampil Dalam Karya Insan Vokasi di JMFW 2025