Puan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Puan
Puan Maharani. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Puan Maharani bisa disebut sebagai politisi yang unik. Atau, kalau mau agak lebih keren, disebut sebagai politisi anti-mainstream, meminjam istilah anak milenial zaman now.

Politisi mainstream biasanya dikritik karena salah omong, banyak tingkah di medsos, bikin status yang kontroversial, atau salah komen.

Namun, Puan dikritik karena tidak pernah omong, tidak aktif di medsos, dan tidak pernah memberi komen terhadap kasus-kasus aktual.

Puan beda dengan para politisi mainstream, yang suka caper alias cari perhatian, atau melakukan panjat sosial (pansos) di medsos.

Para politisi mainstream suka banyak komen supaya disukai awak media dan menjadi media darling, dan pada akhirnya popularitasnya naik. Puan lebih suka diam. Mungkin ini sifat yang dia warisi dari ibunya, Megawati Soekarnoputri.

Puan beda dengan mereka semua. Sebagai Ketua DPR dia banyak diam, tidak suka komen, dan tidak suka orang yang banyak komen. Kalau ada orang yang banyak omong dia akan matikan mik, seperti yang pernah dilakukannya saat memimpin rapat pleno.

Puan juga tidak terlalu aktif di media sosial. Kalau toh bikin unggahan, status, atau konten, biasa-biasa saja dan tidak pernah menjadi trending topic atau viral.

Malah, kalau ada politisi—terutama dari sesama kader PDIP—yang aktif bermedsos akan kena semprot oleh Puan. Contohnya adalah Ganjar Pranowo, yang oleh Puan disindir lebih banyak sibuk di medsos daripada bekerja sebagai gubernur.

Kalau Puan masih tetap tidak beranjak dari posisi jongkok, tentu akan menyulitkan Prabowo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News