Puan Maharani Diduga Singgung Ganjar Pranowo, Pengamat: Ibu-Ibu Biasa Bapernya Dalam
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, mengungkapkan kekecewaannya terhadap salah satu gubernur, yang tidak menyambutnya saat berkunjung ke daerah.
Pernyataan Puan tersebut disinyalir ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pernyataan Puan menunjukkan sikapnya yang lagi sensitif.
"Ibu- ibu bisa bapernya dalam. Dinamika seperti ini bagi masyarakat tidak terlalu penting. Bagi masyarakat yang penting adalah pembelaan Puan terhadap masyarakat itu apa," ujar Pangi saat dihubungi, Senin (14/2).
Menurut pengamat politik ini, hal yang mau diungkapkan oleh Ketua DPR tersebut adalah etika antara pejabat negara.
"Kalau gubernurnya ada waktu kan tentu bisa hadir saja, hanya kalau ada yang lebih mendesak ya tidak diwajibkan. Mungkin etika yang digarisbawahi di sini. Seperti kalau menteri datang kepala daerah dampingi," tutur Pangi.
Dia menambahkan urusan sambut menyambut antara pejabat bukan merupakan urusan masyarakat.
"Kalau soal sambut-menyambut itu bukan bukan urusannya masyarakat. Masyarakat akhirnya antipati dan tidak respek. Yang dilakukan Puan sebenarnya mencerminkan karakter beliau yang tidak bisa menerima hal- hal seperti itu," pungkasnya.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pernyataan Puan menunjukan sikapnya yang lagi sensitif.
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi