Puan Maharani: Indonesia Kuat karena Pancasila
jpnn.com - LAMPUNG - Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani berharap Perguruan Tinggi menjadi garda terdepan dalam implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Revolusi Mental mendorong percepatan perubahan sikap mental dan perilaku menuju yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan posisi Perguruan Tinggi sebagai agent of change. Perguruan Tinggi akan menghasilkan generasi calon pemimpin bangsa. Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi harus mengandung muatan pembangunan karakter," ujar Menko PMK Puan Maharani saat memberikan kuliah umum dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Revolusi Mental” di depan civitas akademika Universitas Lampung, Kamis (3/11).
"Sesungguhnya, pembangunan karakter merupakan “never ending process” sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara," tambah Mbak Puan.
Dalam kuliah umum ini, hadir beberapa pejabat antara lain: Rektor Universitas Lampung Prof. Hasriadi Mat Akin, Anggota DPR RI Ismayatun, Wakapolda Lampung Kombes Bonifasius Tampoi, serta dihadiri kurang lebih 350 mahasiswa Universitas Lampung.
Puan kembali menekankan, Revolusi Mental menjadi prasyarat penting dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan berlandaskan semangat gotong royong.
Revolusi Mental sebagai Gerakan Hidup Baru, menanamkan rasa percaya diri akan kemampuan sendiri, menanamkan optimisme dan daya kreatif masyarakat dalam menghadapi tantangan berbangsa dan bernegara.
"Revolusi Mental menjadi bagian dari proses pembentukan karakter bangsa, demi cita-cita kemerdekaan, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, berdasarkan Pancasila. Bangsa Indonesia kuat karena ideologi Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika mengikat keberagaman Indonesia," urai Menko PMK.
Menurut Puan, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) adalah langkah terobosan untuk menghadapi sejumlah persoalan bangsa. Puan memaparkan ada tiga alasan utama mengapa Indonesia memerlukan Revolusi Mental.
Pertama, maraknya praktik-praktik yang tidak jujur, tidak memegang etika dan moral, tidak bertanggung jawab, tidak dapat diandalkan, dan tidak bisa dipercaya dalam pelaksanaan berbangsa dan bernegara.
“Hal tersebut berakibat pada tingginya indeks persepsi korupsi, menyebabkan ekonomi biaya tinggi, serta pencapaian kesejahteraan rakyat yang masih jauh dari harapan seperti yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945,” ujarnya.
Kedua, di bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari negara-negara lain, karena melemahnya etos kerja, daya juang, daya saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat inovatif. Ketiga, sebagai bangsa kita mengalami krisis identitas. Karakter kuat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai semangat gotong royong, saling bekerja sama demi kemajuan bangsa meluntur.
“Kita satu saudara, kita rakyat Indonesia. Mari pertahankan semangat persatuan, kebersamaan dan gotong royong dalam melaksanakan pekerjaan, maka hasilnya akan lebih besar dan bermanfaat," tegas Puan Maharani.
LAMPUNG - Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani berharap Perguruan Tinggi menjadi garda terdepan dalam implementasi
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Gempur Rokok Ilegal di 2 Wilayah, Bea Cukai Amankan Barang Bukti Sebanyak Ini
- Kinerja Pelayanan Publik Pemprov Jateng Diganjar Penghargaan dari ORI
- Saat Aktif jadi PNS Setor Uang per Bulan ke Korpri, Begitu Pensiun Susah Cairnya
- Jurus Mendes Yandri Atasi 3.000 Desa yang Masih Tertinggal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer 32 Tahun Gagal Tes PPPK, Semoga RUU ASN Menjadi Penyelamat