Puan Maharani Ingatkan Prakiraan Cuaca BMKG Harus Jadi Acuan Produksi Tani
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan agar prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) harus dijadikan acuan dalam menjalankan proses produksi tani.
Pasalnya, kata Puan, faktor alam masih berpengaruh besar terhadap hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan rakyat.
“DPR RI mendesak agar pemerintah mendorong terjadinya transformasi teknologi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan agar prediksi cuaca terkait perubahan iklim mampu diadaptasi dengan berbagai perubahan pola tanam," kata Puan Maharani dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).
Bila kondisi cuaca tidak memungkinkan, Puan menyarankan petani untuk menunda tanam.
Selain itu, dia juga mendorong para petani untuk memanfaatkan program asuransi tanaman sebagai antisipasi terjadinya gagal panen.
“Pemerintah harus menggencarkan sosialisasi soal asuransi tanaman sehingga petani mau ikut program ini,” ucap Politisi Fraksi PDIP ini.
Dia menambahkan, asuransi pertanian yang merupakan amanat dari UU 19 tahun 2013 dapat memberi jaminan bagi petani untuk mendapatkan ganti rugi yang sepadan bila mengalami gagal panen.
Dalam pasal 37 ayat (1) UU 19/2013 disebutkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha tani yang dilakukan oleh petani dalam bentuk asuransi pertanian.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan agar prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara
- Cuaca Hari Ini: Hujan Berpotensi Mengguyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Ada Potensi Bencana Akhir Tahun, Basarnas Menyimulasikan Gedung-Gedung di Jakarta Runtuh