Puan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Puan
Puan Maharani. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tiga orang itu saling menyalip dan saling mengejar.

Kalau Puan masih tetap tidak beranjak dari posisi jongkok, tentu akan menyulitkan Prabowo, yang masih sangat berambisi untuk maju keempat kalinya dalam kontestasi pilpres.

Sisa waktu yang ada kelihatannya tidak cukup panjang untuk mendongkrak popularitas Puan.

Kader-kader PDIP di Jawa Timur mengambil inisiatif dengan memasang billboard dan baliho di kota-kota penting di Jawa Timur.

Di Surabaya, billboard dan baliho bergambar Puan bertebaran di sudut-sudut jalan yang strategis. Di kota lain, seperti Blitar, baliho Puan juga banyak terpampang.

Alih-alih menarik perhatian publik, baliho Puan malah menjadi korban vandalisme. Tangan-tangan jail itu menuliskan kalimat kurang pantas, seperti ‘’Open BO’’. Ada juga yang mencoretkan ‘’PKI’’ dan juga ‘’Koruptor’’.

Reaksi negatif ini terjadi di Surabaya dan Blitar. Dua kota yang menjadi stronghold PDIP.

Di Surabaya PDIP baru saja memenangi pilwali 2020 meskipun dikepung oleh koalisi partai-partai besar. Kota Blitar dijuluki sebagai ‘’Kota Bung Karno’’, karena Proklamator Indonesia itu dimakamkan di kota itu.

Kalau Puan masih tetap tidak beranjak dari posisi jongkok, tentu akan menyulitkan Prabowo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News