Puasa dan Korupsi

Puasa dan Korupsi
Puasa dan Korupsi

Sebagaimana dimaklumi, korupsi terjadi karena hasrat diri terhadap dunia yang tidak terkendali. Ibadah puasa melatih kita untuk mengatur diri dari nafsu duniawi (makan, minum, dan hasrat lainnya) tanpa batas. Puasa mengatur waktu puasa dan berbuka sebagai simbol waktu bekerja dan mendapatkan gaji. Puasa mengajarkan kita untuk tidak menikmati sementara waktu apa yang telah kita miliki dengan tujuan melatih kesabaran.

Korupsi merupakan ekspresi ketidaksabaran untuk menikmati segalanya. Jika kita menahan diri untuk menikmati milik sendiri saja sanggup kita lakukan, maka otomatis kita pasti sanggup pula menahan diri dari upaya menikmati apa yang bukan milik kita.

Dengan menjalankan ibadah puasa secara tidak langsung kita telah turut menanamkan sifat sederhana di dalam diri kita. Hidup sederhana sembari melepaskan nafsu hidup mewah, boros, dan mubazir merupakan bentuk lain dari upaya tutup pintu bagi kemungkinan untuk melakukan tindak pidana korupsi.

Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan "inayah-Nya kepada kita semua agar dapat menjalankan ibadah puasa secara sungguh-sungguh demi terwujudnya sebuah bangsa yang bersih dari berbagai bentuk tindak pidana korupsi. (*)

SUKACITA kaum Muslimin dalam menyambut dan menjalani bulan Ramadan merupakan ekspresi dari keinginannya kembali menjadi suci. Bulan Ramadan memang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News