Puasa Lokal

Oleh: Dahlan Iskan

Puasa Lokal
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika orang Aceh belum mulai salat Asar di sore hari, orang Islam di Jayapura sudah berbuka puasa. Itu karena matahari terbit dari timur. Bukan terlihat dulu dari barat.

Perbedaan jam itu tentu tidak terlalu mencolok kalau matahari terbit dari Selatan –problemnya pindah ke negara seperti Argentina yang memanjang ke selatan.

Tentu posisi bulan yang baru 2 derajat kemarin itu dilihat/dihitung dari satu tempat: Jakarta? Padahal dua derajat di Jakarta bisa jadi sudah 8 derajat di Sabang, Aceh.

Sebaliknya, dua derajat di Jakarta belum punya derajat di Jayapura atau Makassar. Atau sebaliknya?

Pokoknya, soal apakah bulan sudah terbit berapa derajat itu tergantung dihitung dari wilayah mana di Indonesia ini.

Kita sudah bisa menerima perbedaan antar daerah soal azan Magrib. Bahkan dipublikasikan secara luas pula: Anda bisa tahu di kota apa, azan Magribnya jam berapa. Tinggal lihat di google –dahulu ditempel di dinding-dinding masjid.

Maka sudah saatnya dimulainya puasa pun diatur seperti azan Magrib. Beda kota beda mulai puasanya. Kian ke barat kian awal hari puasanya.

Apalagi bulan puasa sudah tidak dikaitkan lagi dengan libur sekolah atau libur nasional. Kapan saja mulai puasa tidak ada pengaruh sosialnya.

Maka sudah saatnya dimulainya puasa pun diatur seperti azan Magrib. Beda kota beda mulai puasanya. Kian ke barat kian awal hari puasanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News