Puasa Mutih
Oleh Dahlan Iskan
Setelah itu diteruskan dengan cara mengucurkan air tepat di atas ubun-ubun. Sebanyak 100 gayung. Mengucurkannya juga harus pelan-pelan. Sambil terus menenangkan jiwa.
Kadang ia lupa hitungan: sudah berapa gayung. Untuk itu ia harus memulai lagi dari hitungan pertama.
Aminarto lahir di Blitar, Jatim. Demikian juga istrinya. Ia punya kerabat yang sering menjalani tirakat secara Jawa seperti itu. Termasuk dikubur di kuburan selama tiga hari --puasa pendem.
Kerabat itu juga tidak memikirkan duniawi. Ia lebih suka berkelana. Sampai Aminarto tidak pernah lagi bertemu dengannya.
Suatu saat ada rombongan kecil dari Sumatera. Mereka disuruh guru spiritual untuk mencari seorang mursyid di Jatim. Tanda-tandanya: mursyid itu pernah merelakan apa pun hilang darinya. Termasuk istrinya.
Semua tanda itu mengarah ke kerabat Aminarto tersebut. Termasuk saat si kerabat punya istri dan anak kecil. Teman SMA si kerabat pernah jatuh cinta ke istri kerabat itu. Lalu sang istri diminta. Diberikan.
Sejak itu si kerabat tidak kawin lagi. Anak kecil itu pun dirawat familinya. Ia sendiri lebih banyak berkelana.
"Akhirnya kami tahu kerabat kami itu punya banyak pengikut. Kami pun akhirnya ikut nglakoni seperti yang dianjurkannya," ujar Aminarto.