Puasa saat Hawa Panas Menyengat dan Listrik Padam, Sudah Renggut 450 Nyawa

Puasa saat Hawa Panas Menyengat dan Listrik Padam, Sudah Renggut 450 Nyawa
CEGAH DEHIDRASI: Warga Karachi, Pakistan, mendapat pasokan minuman gratis dari sukarelawan Selasa (23/6). (Akhtar Soomro/Reuters)

Apalagi, saat ini umat muslim Pakistan sedang menjalankan ibadah puasa. Mereka terpaksa berpuasa di tengah terpaan suhu ekstrem lantaran tidak ada penyejuk udara atau kipas angin yang bisa mengusir panas.

’’Hawa panas di tengah musim kemarau sebenarnya bukan masalah baru bagi warga Pakistan. Tapi, padamnya listrik membuat segalanya terasa jauh lebih buruk,’’ ungkap Shahzeb Jillani, penduduk Karachi.

Kemarin kerumunan warga di beberapa sudut kota menumpahkan amarah mereka kepada pemerintah dan K-Electric, perusahaan listrik utama Karachi.

Warga menyebut pemadaman listrik sebagai salah satu faktor yang memicu kematian. Sharif yang sudah mengultimatum perusahaan listrik agar menihilkan pemadaman selama puasa akhirnya angkat bicara. Dia meminta masyarakat bersabar dan memaklumi pemadaman.

’’Sejak awal Ramadan, penggunaan listrik meningkat tajam. Pemadaman terpaksa dilakukan untuk mendinginkan alat,’’ paparnya. (AP/AFP/BBC/hep/c14/ami)


KARACHI –  Hingga Selasa (23/6), sebanyak 450 warga meninggal karena hawa panas yang melumpuhkan Kota Karachi, Provinsi Sindh, Pakistan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News