Publik Harus Awasi Akal Bulus Petahana saat Pilkada
jpnn.com - JAKARTA- Masyarakat diminta jeli melihat fenomena petahana yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir. Sebab, hal itu bisa saa hanya akal bulus untuk memuluskan kerabatnya.
"Pilkada merupakan pesta demokrasi untuk rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Itu sebabnya publik harus jeli," kata Siti Zuhro, peneliti LIPI dalam talk news di salah satu radio swasta, Minggu (21/6).
Dia menyebutkan, UU 8/2015 tentang Pilkada sebenarnya sudah memperketat syarat pencalonan termasuk mencegah politik dinasti. Hanya saja, banyak pihak masih mencari celah untuk melanggarnya.
"Saya prihatin dengan sikap petahana yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir karena ada tujuan tertentu. Ini harus dicermati benar oleh pemerintah, jangan sampai pengunduran diri ini hanya akal-akalan saja," tutur Siti.
Dia menyarankan, masyarakat dan media ikut andil dalam mengungkap tabir para bakal calon yang mendaftar pilkada. Sebab, di aturan jelas melarang kerabat petahana maju pilkada sebelum ada jeda lima tahun.
"Sah-sah saja petahana mengundurkan diri. Namun kalau cuma akal-akalan karena ingin istri atau anaknya maju pilkada, itu patut dipertanyakan," tandas Siti. (esy/jpnn).
JAKARTA- Masyarakat diminta jeli melihat fenomena petahana yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir. Sebab, hal itu bisa saa hanya
- Pilkada Muba: Elektabilitas Toha-Rohman Melesat, Lucianty-Syafaruddin Tiarap
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Versi 4 Lembaga Survei: Peluang Pram-Doel Menang 1 Putaran Kian Lebar
- Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Lindungi Hak Pekerja di Jawa Tengah
- Ceng Mujib Ajak Masyarakat Menciptakan Pilkada Aman dan Damai
- Luthfi Sudah Jadi Anak Buah Prabowo, Sudaryono Ajak Warga Menangkan di Pilgub Jateng