Publik Masih Ingin Gubernur Dipilih Langsung
Rabu, 24 November 2010 – 09:07 WIB
Dari prosentase data ini, menurut Hendrasmo, setidaknya dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini keinginan publik agar pemilihan langsung untuk memilih kepala daerah tetap dipertahankan, masih cukup tinggi. Dalam kaitan ini ada beberapa argumentasi dipaparkan mengenai mengapa kepala daerah, termasuk gubernur, tetap harus dipilih secara langsung.
Di antaranya, sebagaimana data random menyebutkan, dengan pemilihan langsung, dukungan terhadap seorang kepala daerah lebih tersebar secara merata ke semua segmen masyarakat. Baik kelas masyarakat yang berpendidikan dan berpenghasilan tinggi maupun sebaliknya, sama-sama memiliki hak yang sama untuk memilih.
“Publik rata-rata sebenarnya juga memahami bahwa pemilihan langsung memang mahal dan tidak praktis. Namun meski mahal publik masih tetap berkeyakinan bahwa pilkada langsung adalah cara terbaik dalam memilih kepala daerah,” terangnya.
Sebagai informasi, saat responden disodorkan pernyataan bahwa gubernur sebaiknya dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh presiden, dengan alasan gubernur adalah wakil pemerintah pusat yang ada di daerah, 49,4 persen mereka langsung menyatakan tidak setuju. Hanya 30,9 persen saja yang mengaku sependapat dengan thesis ini.
JAKARTA - Menyusul berbagai fakta inefisiensi pilkada, baik itu berupa tenaga, biaya, maupun waktu, pemerintah boleh jadi sudah mewacanakan beberapa
BERITA TERKAIT
- Persaingan Ketat, Pilkada DKI Jakarta Berpeluang Dua Putaran
- Pilgub Jakarta 2024, Mas Pram – Bang Doel Menang Versi Quick Count, Taki R Parapat Bersyukur
- Jan Maringa Yakin YSK-Victory Dapat Mempercepat Pemerataan Pembangunan di Sulut
- Keluarkan 5 Seruan Sikapi Ketidakadilan di Pilkada, Bu Mega Ajak Rakyat Berani
- Bu Mega Bikin Pernyataan soal Pilkada, Isinya Singgung Praktik Lancung Pengerahan Aparat Negara
- PDIP Sebut Ade-Asep Menang di Quick Count Pilbub Bekasi