Publik Tak Lagi Loyal ke Parpol

Publik Tak Lagi Loyal ke Parpol
Publik Tak Lagi Loyal ke Parpol

Di masa lalu, kata Daniel, parpol cenderung menjadi partai yang organik. Ciri-ciri parpol organik adalah pelapisan kuat organisasi-organisasi sayap, membangun partai dari bawah melalui sistem kaderisasi. Hubungan partai dengan publik terjalin dengan kuat melalui partai yang organik tersebut. "Saat ini party to people relations tidak terlalu diburu. Parpol hanya mencari organisasi yang solid dan komunikasi publik untuk menjadi tumpuan," tandasnya.

Di tempat yang sama, Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin sependapat sepenuhnya dengan pandangan Daniel. Menurut dia, saat ini memang terlihat fenomena pertentangan idealisme di semua partai. Di satu sisi, parpol dituntut melakukan fungsi kaderisasi, memperkuat basis partai di mata publik. Sementara, di sisi lain, banyak cara instan yang dilakukan parpol untuk mendapatkan simpati publik. "Saya cenderung ke pola konvensional (kaderisasi dan memperkuat partai, Red)," ujar Nurul.

Menurut Nurul, pola instan yang dibangun partai tidak mampu melahirkan politikus andal. Hasilnya bisa terlihat di DPR, yang sebagian anggota dewan tidak mampu menunjukkan kualitasnya di depan publik. Sebaliknya, kaderisasi parpol seharusnya dibangun sebagai bagian dari proses seorang politikus beradaptasi. "Keterkenalan oleh publik akan muncul dengan sendirinya jika kader itu mampu bekerja," ujarnya.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menambahkan, rendahnya loyalitas pemilih kepada parpol disebabkan identitas kepartaian yang masih rendah. Dia mengamini bahwa parpol saat ini mengabaikan cara membuat infrastruktur partai yang kuat. "Partai hanya peduli pada mekanisme elektoral. Ini menjadi problem bersama," katanya.

JAKARTA--Pilihan publik terhadap partai politik (parpol) ternyata tidak memiliki loyalitas tinggi. Ujian setiap parpol untuk bisa mewujudkan kesejahteraan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News