Publikasikan Penyiksaan CIA, AS Siaga
Amankan Kantor Perwakilan dan Pangkalan di Seluruh Dunia
Sejatinya, Partai Demokrat yang memimpin panel investigasi menghasilkan sekitar 6.000 lembar laporan. Tetapi, laporan itu dimampatkan menjadi 480 halaman dengan mengeliminasi beberapa bagian detail yang berpotensi memicu kerusuhan. Dalam laporan tersebut, panel investigasi sengaja menuliskan nama petugas yang terlibat dalam bentuk inisial.
Selain itu, CIA mempraktikkan program penjara rahasia yang melibatkan beberapa negara. Kabarnya, di penjara-penjara rahasia itu, CIA menyiksa para tersangka teror yang mereka yakini sebagai militan Al Qaeda.
Dalam laporannya, panel Demokrat tidak menyebut nama negara yang terlibat demi keamanan negara yang bersangkutan. "Kita (AS) menyiksa sejumlah orang," kata Obama terkait dengan laporan CIA tersebut.
Dia mengakui penggunaan kekerasan dan teknik interogasi kontroversial dalam sesi interogasi. Dia lantas menegaskan bahwa AS tidak perlu mengulangi lagi praktik tidak benar semacam itu. Sebab, semua bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Itu juga tidak membuat AS lebih aman.
Selama sekitar sepekan terakhir, para petinggi Gedung Putih sibuk membahas perlu atau tidaknya publikasi laporan tentang CIA tersebut kepada masyarakat luas. Sebab, reaksi dunia tidak akan terelakkan. Jumat lalu (5/12) Menteri Luar Negeri AS John Kerry meminta Dianne Feinstein, chairwoman Komite Intelijen Senat, mempertimbangkan waktu publikasi demi meminimalkan dampak pengumuman.
"Ini akan mengubah nilai-nilai sosial dan konstitusional AS. Tapi, kita tetap harus memublikasikannya. Siapa pun yang membaca laporan ini pasti tidak akan membiarkan hal-hal tersebut terjadi lagi di masa mendatang," papar Feinstein. Terpisah, Bush menyatakan bahwa laporan tersebut tidak akan mengubah pandangannya terhadap para petinggi CIA yang diklaim sebagai patriot bangsa. (AP/AFP/CNN/hep/c19/ami)
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) siaga. Selasa pagi waktu setempat (9/12), Komite Intelijen Senat mengumumkan hasil investigasi terhadap Badan Pusat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan