Puing-puing Kilang Pangkalan Brandan dan Pengorbanan Prajurit Genie Pioner

Oleh: Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina

Puing-puing Kilang Pangkalan Brandan dan Pengorbanan Prajurit Genie Pioner
Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina. Foto: dok. pribadi for JPNN.com

Keahlian Pattiasina lagi-lagi dibutuhkan untuk menyelesaikan kerumitan yang terjadi di Pangkalan Brandan.

Sebelum melakukan upaya perbaikan pipa dan kilang, Pattiasina harus memastikan terlebih dahulu, jalur yang digunakan untuk memperbaiki pipa dan kilang, serta lokasi lapangan minyak berada dalam kondisi aman dari gangguan DI/TII atau dari bebagai kelompok lain.

Selain itu, Pattiasina harus memastikan semua tenaga kerja yang tergabung dalam Perbum mendukung upaya perbaikan kilang yang memang sangat dibutuhkan. Dengan syarat dua kondisi ini yang memungkinkan upaya perbaikan instalasi dan kilang minyak dapat dilakukan.

Walau masih banyak persoalan yang melilit di lapangan, tetapi Pattiasina tetap fokus untuk segera bisa mengirim minyak ke luar negeri. Sebab, Pattiasina bertugas untuk mempersiapkan dan memastikan pengapalan minyak dari Pangkalan Susu ke luar negeri.

Berbagai usaha keras dan ketekunan yang luar biasanya, akhirnya minyak bisa juga ditampung dalam tangki di Pangkalan Susu. Setelah melakukan penampung minyak mentah, pada akhirnya sejarah mencatat Indonesia untuk pertama kalinya mengirim minyak hasil kerja sendiri ke luar negeri.

Tepat pada 24 Mei 1958, minyak mentah pertama dari Indonesia resmi dimuat di kapal Shozui Maru. Kapal kecil berukuran sekitar 3.000 dwt hanya mampu mengangkut 1.700 ton minyak mentah dengan nilai jual sekitar $ 30.000.

Kapal kecil ini sengaja digunakan, karena tidak bisa memastikan hambatan yang ada di bawah air, di sekitar Pangkalan Susu, karena khawatir akan rongsongkan material pada masa perang.

Selain Anak Buah Kapal (ABK), juga terdapat enam orang dalam Kapal Shozui Maru yang akan membawa minyak ke Jepang, yakni Mayor Harijono, Mayor Pattiasina, Basaruddin Nasution (Perwakilan Permina), Jimmy Perkins, Joe Gohier, dan Harold Hutton serta Betty Hutton (Perwakilan Refican).

Engelina Pattiasina mengulas sejarah Pertamina, berawal dari Kilang Pangkalan Brandan. Silakan disimak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News