Puisi Sukmawati, Politikus Gerindra: Kedangkalan Beragama
jpnn.com, JAKARTA - Puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul Ibu Indonesia mengundang tanggapan banyak kalangan.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menilai Sukmawati Soekarnoputri belum bisa menikmati kesyahduan azan dan alunan ayat suci Alquran.
Menurut Sodik yang juga politisi Partai Gerindra itu, seharusnya Sukmawati tidak membenturkan budaya dengan agama. Sebab, kata dia, sikap tersebut berpotensi memancing ketersinggungan umat beragama.
"Bagi orang beriman, mukmin muslim, syariat seperti azan dan ayat Alquran, kedudukan dan keindahannya di atas budaya seperti kidung," kata Sodik, Selasa (3/4).
Sodik menjelaskan, orang mukmin yang tengah melakukan aktivitas apa pun akan menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara azan. Mereka kemudian bergerak ke masjid untuk menunaikan salat.
"Itulah posisi azan bagi orang mukmin. Ribuan orang mukmin bisa menangis ketika mendengar adzan dan ayat Alquran," katanya.
Kendati demikian, Sodik tidak menyatakan bahwa puisi Sukmawati yang juga adik Megawati Soekarnoputri itu mengandung unsur penistaan agama. Namun, dia menilai pemahaman Sukmawati dalam agama berbeda dengan ayahnya, Bung Karno.
"Saya tidak sebut penistaan agama, tapi kedangkalan beragama yang beda dengan ayahnya Bung Karno.
Puisi Sukmawati Soekarnoputri disebut politikus Gerindra Sodik Mudjahid sebagai cerminan kedangkalan beragama.
- Gerindra: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Yasin dalam Kapasitas Ketum Partai Pengusung
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar
- Gerindra Kuasai Komisi yang Bermitra dengan Polisi, Jaksa, dan KPK
- Habiburokhman Gerindra jadi Ketua Komisi III DPR RI
- Gerindra Dukung Penuh Sinergi Program Pendidikan Ahmad Ali-AKA dengan Prabowo
- Budiman Sudjatmiko Ditunjuk Prabowo Pimpin Lembaga Baru, Tugasnya Selesaikan Masalah Kemiskinan