Puja-puji Berubah Caci Maki, Jokowi seperti Sendiri
Sebelumnya mereka menyatakan siap beraksi. Akan berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta. Jumlah mereka, seperti yang mereka umumkan, 20.000 orang.
Semestinya aksi kumpul itu dilakukan Minggu 22 September 2024 kemarin, tetapi hari itu lewat begitu saja.
"Tidak ada tanda-tanda pasukan berani mati hadir di Tugu Proklamasi. Kita jadi tidak tahu apa rencana mereka kumpul di sana. Yang jelas apel berani mati itu tidak jadi kenyataan," lanjutnya.
Pembatalan aksi kumpul-kumpul itu tanpa pengumuman, tanpa heboh-heboh ada apa di balik batalnya apel berani mati itu.
"Saya sih bersyukur. Tidak sampai ada ketegangan sosial. Kehidupan tetap berjalan normal. Yang memaki Jokowi juga terus memaki –ditambah dengan keluarga presiden," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, rencana apel berani mati itu memang agak unik. Dunia medsos akan dilawan dengan apel fisik. Sebenarnya tidak begitu nyambung.
"Akan tetapi, setidaknya orang tahu: tidak benar bahwa Jokowi sendiri," ucapnya.
Jokowi masih presiden, bahkan masih terus keliling daerah. Berangkat dari IKN dan pulangnya ke IKN. Dia tidak sedikit pun terganggu oleh serangan medsos.
Kolumnis kondang Dahlan Iskan mencermati fenomena di medsos yang begitu negatif terhadap Presiden Jokowi. Puja-puji berubah jadi caci maki. Ke mana para buzzer?
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Peneliti BRIN Kritik Fungsi Dewan Pertahanan Nasional
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel
- Prabowo Kenang Ansor-Banser Jaga Gereja, Ketum Ansor: Alhamdulillah, Kami Masih Konsisten
- Hadiri KTT D-8, Prabowo Kritik Negara Muslim Masih Kurang Kompak
- Deddy Tidak Membantah Upaya Jokowi Mau Mengobok-Obok PDIP Mengganti Hasto