Pulang dari Hongkong, TKI Ini Tak Bisa Bergerak
jpnn.com - PONOROGO - Berangkat ke Hongkong dengan harapan mendulang uang, Muryanti, 41, terpaksa pulang kampung ke Desa Cagrak, Kecamatan Slahung, dalam kondisi lumpuh. Dia terserang meningitis tuberkulosis (TB). Setelah empat tahun di Hongkong, ibu satu anak tersebut dibawa pulang pada Januari lalu.
Nasir, 43, suami Muryanti, menyatakan bahwa istrinya terserang meningitis TB saat di Hongkong. Tepatnya pada Juni 2014. Penyakit infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai selaput otak dan selaput medulla spinalis itu membuat Muryanti hanya bisa berbaring di ranjang. Dia lumpuh total. Dia tidak bisa bicara normal. Anggota tubuhnya pun sakit saat dipegang atau digerakkan.
"Saya senang istri sudah di rumah. Saat mendapat kabar bahwa istri saya sakit di Hongkong, keluarga bingung harus bagaimana," ungkapnya. Muryanti tercatat dua kali menjalani rawat inap di RSUD dr Harjono. Nasir juga pernah mengundang seorang terapis ke rumah.
Kondisi Muryanti, lanjut Nasir, meningkat sejak menjalani terapi. Namun, dia terpaksa menghentikan pengobatan lantaran kendala biaya.
Bagaimana Muryanti pulang? Ginarti, adik Muryanti, nekat menyusul ke Hongkong. Kebetulan, dia pernah bekerja di majikan yang sama. Dia pulang setelah kontraknya habis, Mei 2014. Kala itu Muryanti masih bisa berkomunikasi, meski tergolek lemas.
"Awalnya hanya sakit panas. Sama majikan dibawa ke dokter dua kali, tapi tidak sembuh. Baru dibawa ke rumah sakit setelah Mbak Mur tidak bisa buang air kecil," kata Ginarti yang menemaninya selama di Hongkong.
Dokter pun memutuskan mengeluarkan carian di otak Muryanti hingga dia sempat koma selama sebulan. Muryanti kembali naik ke meja bedah untuk pemasangan slang yang menghubungkan otak ke perut. Slang tersebut dipasang untuk membuang cairan berlebih di dalam otak. "Saya bingung karena masa kontrak kakak saya berakhir 22 Januari. Padahal, kakak saya masih menjalani perawatan," ungkapnya.
Tim dokter lantas mengizinkan Muryanti untuk pulang setelah menilai kondisinya siap melakukan perjalanan jauh. Dokter menyarankan Ginarti untuk mem-booking empat kursi pesawat sekaligus untuk Muryanti.
PONOROGO - Berangkat ke Hongkong dengan harapan mendulang uang, Muryanti, 41, terpaksa pulang kampung ke Desa Cagrak, Kecamatan Slahung, dalam kondisi
- Peringati Hari Toilet Sedunia, WPC Ajak Ratusan SD di Indonesia Lakukan Hal Ini
- FL Technics Indonesia Pakai Teknologi Mototok Spacer 8600 NG
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Menhut Raja Juli Antoni Gandeng PGI, Kolaborasi Kelola dan Jaga Hutan Indonesia
- Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin Dinas Pertamanan
- Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda