\' Pulang \'

Leila menyeimbangkan narasi tentang nasionalisme yang besar dan tak terbendung ini dengan keintiman. Bagaimana kekerasan bertahun-tahun dan sebuah drama, juga meletusnya periode reformasi dimainkan dari sebuah keluarga ke keluarga, dari individu ke individu.
Pada tingkat tertentu, Pulang juga merupakan surat cinta yang tak terputus kepada Indonesia, yang ditulis berasal dari palung hati yang dalam, keadaan pikiran dan tempat dimana kaki berpijak. Leila membangun sebuah ide “negeri”, tanah air yang berbeda dari “negara”, yang menurutnya berarti pemerintah atau seperangkat institusi.
Bagi Dimas (ataupun Leila), Orde Baru Indonesia adalah “negara”, tempat pengkhianatan dan kematian. Sebaliknya ia menopang dirinya pada ratusan memori tentang sebuah “negeri” yang pernah ia jumpai melalui makanan, wayang dan cinta kepada Surti.
Pulang adalah sebuah novel yang saya tunggu-tunggu – sebuah buku yang sarat akan kemesraan, keluhuran, cinta dan kebrutalan, sebuah buku yang membungkus anda ke dalam budaya, sejarah dan pusaran geografis, tanpa kehilangan fokus mata elangnya pada jiwa manusia.
Ini adalah sebuah karya yang istimewa, kekinian, bijaksana dan menyentuh dari seorang novelis yang berada di puncak karirnya. Bagi mereka yang tidak berbahasa Indonesia, jangan khawatir, edisi berbahasa Inggrisnya sedang dalam proses. [***]
LEILA CHUDORI berhasil menulis sebuah karya yang menawan. Terdiri lebih dari 456 halaman (termasuk catatan kaki), Pulang adalah lempengan fiksi yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi