Pulangnya Oposan Papua di Bumi Cenderawasih setelah Pergi Puluhan Tahun

Disambut Gubernur, Menginap di Hotel Berbintang

Pulangnya Oposan Papua di Bumi Cenderawasih setelah Pergi Puluhan Tahun
Tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kini bermukimdi Belanda, Nicholas Jouwe (tengah), kembali ke Indonesia dan tiba di Jakarta pada 18 Maret 2009. Jouwe yang knini berusia 85 tahun disambut Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, J.E. Habibie (kiri), dan Sesmenko Kesra, Indroyono Soesilo (kanan). Foto : Dok. Kemenko Kesra untuk Jawa Pos.
Menurut dia, saat bertemu di Den Haag, Jouwe mengatakan ingin melihat Papua tidak sebagai tetangga, tapi menjadi saudara. ''Saya juga menyampaikan maaf jika dulu kurang baik. Tapi, sekarang sudah berubah,'' kata pria yang akrab disapa Fany Habibie itu.

Dalam pertemuan 24 Februari lalu yang berlangsung sekitar lima jam, ungkap Fany, dirinya saling berbalas pantun dengan Jouwe untuk menyampaikan maksud. Mereka juga tidak menggunakan bahasa Inggris, tapi bahasa daerah Ambon.

Misalnya, saat keduanya mulai melakukan pembicaraan, Jouwe mengatakan, Angin timur gelombang barat, Kapal angkasa warna merpati, Bapak di timur beta di barat, Apakah rasanya di dalam hati. Fanny pun lantas menjawab, Potong di kuku rasa di daging, Alih rasa beta rasa, Katong semua bersaudara, Satu sama lain.

Hingga di akhir pembicaraan, Jouwe melontarkan pantun yang menunjukkan keinginannya ke Indonesia. Ayam putih mari kurantai, Kasih makan ampas kelapa, Budi Bapak Dubes sudah sampai, Beta mau balas dengan apa. ''Beliau mengatakan, Pak Dubes, saya mau ke Indonesia, mau Papua diperhatikan. Dan, kalau perlu, saya mau menjadi penasihat Bapak Presiden khusus Papua,'' kata Fany menirukan pernyataan Jouwe. (kum)

Nicholas Jouwe, tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sudah 50 tahun lebih tinggal di Belanda, kemarin tiba di bumi Papua. Kedatangannya disambut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News