Pulau di Pasifik Berharap Perdamaian dari Dialog Korea Utara - Selatan
Ketika dunia menyaksikan untuk melihat hasil dari pembicaraan hari ini antara Korea Utara dan Korea Selatan, pulau-pulau kecil di tengah Pasifik berharap itu akan berarti penghentian ancaman serangan nuklir.
Guam, hanya 3.400 kilometer dari Pyongyang, terdorong ke sorotan geopolitik pada bulan Agustus ketika Kim Jong-un mengatakan dia "berhati-hati memeriksa" rencana untuk menyerang wilayah Pasifik Amerika Serikat.
Angkatan bersenjata AS memiliki sekitar 30 persen dari seluruh daratan Guam, dan ada sekitar 7.000 tentara Amerika yang ditempatkan di sana.
"Saya sering membandingkan ini dengan raksasa setinggi sepuluh kaki yang tinggal di rumah Anda," kata Presiden University of Guam, Robert Underwood.
"Bahkan jika raksasa itu bermaksud baik, itu hanya akan mengganggu dan menghancurkan sesuatu, dan mengganggu hidupmu, hanya dengan skala kehadiran mereka, dan itulah yang telah kami jalani selama bertahun-tahun.".
Korea Utara telah mengancam akan menyerang wilayah AS di masa lalu, dan wilayah tersebut ditengarai berada dalam jamgkauan senjata mereka.
Photo: Tampak udara Pelabuhan Apra di pangkalan militer AS di Guam. (US Navy)
Underwood yang mantan anggota Kongres mengatakan dari ancaman serangan pada bulan Agustus, kemudian yang kedua pada bulan Oktober, terlihat penurunan dalam pariwisata sementara saling balas ancaman terjadi antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat