Pulihkan Mental, Diajak Rekreasi ke Puncak
Selasa, 29 Desember 2009 – 03:03 WIB
Keberadaan empat anak itu diketahui warga pada 25 Desember lalu, ketika si bungsu Siti terus menangis karena kelaparan dan sakit panas. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Pakaian lusuh, rambut acak-acakan. Tiga anak yang lain juga bergantian menangis karena kelaparan. Mengetahui hal itu, warga secara bergantian memberikan makanan dan merawat mereka. Terutama Siti yang masih bayi.
Sejak 26 Desember malam, keempatnya diboyong ke Panti Asuhan Fathul Khair. Tiga hari berada di tempat baru, wajah keempat anak itu sudah ceria. Mereka bisa tertawa dan bercanda, seakan lupa dengan peristiwa yang sedang menimpanya. Sedangkan sang ibu, Yanti, dua hari lalu ditangkap polisi ketika mengamati anak-anaknya dari kejauhan. Yanti kini juga ditampung di yayasan tersebut.
"Selama di sini mereka tampak baik-baik saja. Mungkin karena masih kecil, jadi tidak begitu mengerti kondisi sebenarnya," jelas Wela, salah seorang pengasuh anak-anak itu.
Menurut Wela, untuk mengurus keempat anak itu, dibutuhkan dua pengasuh. Satu pengasuh untuk mengurus Rizki dan Lina. Pengasuh lain mengurus Siti yang masih berusia lima bulan itu. Sedangkan Windy yang sudah berusia delapan tahun tidak perlu pengasuh khusus.
Empat anak, tiga di antaranya balita, ditinggalkan kedua orangtuanya tanpa makanan dan uang sedikit pun. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408