Seniman Abdul Rais
Pulkam Demi Mengenalkan Morotai Lewat Sentuhan Tangan
Pada 2015 lalu, Rais berkreasi dengan koran bekas untuk membuat kerajinan. Karyanya dibeli Dinas Keluarga Berencana (KB) senilai Rp 5 juta. Setahun berikutnya, Dinas KB kembali memintanya membuat kerajinan baru. Rais lantas mendapat inspirasi memanfaatkan batok kelapa. 12 lampu hias bermotif ombak dan Anggrek Wayabula pun diboyong ke Bali untuk mengikuti pameran.
”Awalnya saya dibayar Rp 5 juta untuk 12 lampu hias. Tapi ternyata di Bali turis-turis memborong lampu itu Rp 1,5 juta per buah. Setelah tim Dinas KB kembali, mereka memberikan saya uang tambahan Rp 3 juta,” kenang Rais sambil tertawa.
Dengan bakatnya, Rais berharap dapat mengajak rekan-rekannya berkomitmen membangun pusat oleh-oleh khas Morotai. Selain pemandangan alamnya, ia merasa Morotai layak dipromosikan melalui kerajinan tangan. ”Terutama yang bahan bakunya mudah didapat di Morotai,” tandasnya.(din/kai)
Berita ini telah tayang di Malut Post/JPNN.com dengan judul:
Sanggar Tigalu, yang merupakan akronim dari Tifa Galela Memanggil, baru didirikan September lalu.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Aktor Indonesia Pascal Phoa Tampil dalam Pertunjukan Teater Hamlet di New York
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- PKS Gelar Ngobrol Santai Seputar Budaya Bersama Para Seniman
- Aku dan Warisan Ibu Kolaborasi Seni Tekstil & Padu Padan Batik Lawasan
- 23 Seniman Pamerkan Karya Seni Bandung Contemporary Art Award di Galeri Lawangwangi