Puluhan Pengusaha Ikan Muara Baru Terancam Gulung Tikar

jpnn.com - JAKARTA - Para pengusaha ikan di Pelabuhan Muara Baru dibuat resah oleh tarif sewa lahan yang ditetapkan Perum Perindo selaku pengelola. Bagaimana tidak, perusahaan pelat merah itu menaikkan tarif hingga 450 persen.

"Bayangkan sekarang harga sewa Rp797 juta per hektar dalam satu tahun," kata Ketua Paguyuban Pengusaha Ikan Muara Baru, Tahmidi saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (27/7).

Menurutnya, kebijakan baru itu dibuat secara tidak transparan, tanpa ada diskusi dan musyawarah. Padahal, kenaikan tarif memiliki dampak yang sangat besar. Tidak hanya bagi anggota paguyubannya, tapi juga semua sektor usaha terkait.

Imbas dari penaikan harga sewa ini, lanjut dia, bakal ada cost yang naik pula. Hal ini akan mengakibatkan harga penyewaan penyimpanan ikan juga turut naik. "Bukan tidak mungkin harga ikan yang dikonsumsi warga juga ikut naik. Jadi saya rasa harus ada respon pemerintah," ucapnya.

Dampak yang paling buruk, lanjut dia, para pengusaha tak sanggup lagi menanggung beban operasi dan terpaksa gulung tikar. Jika itu terjadi, puluhan ribu orang terancam kehilangan pekerjaan.

"Jumlah pekerja kami (paguyuban) sekitar tujuh sampai delapan ribu dari 52 perusahaan. Ditambah usaha-usaha terkait bisa jadi empat kali lipatnya. Jadi bisa dikatakan ada sekitar 50 ribu tenaga kerja yang terlibat di sini," terang dia.

Dia pun berharap pemerintah pusat memberi perhatian kepada masalah ini. Apalagi salah satu visi Pemerintah Jokowi adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim. "Kenapa industri perikanan, sepertinya tidak mendapat dukungan pemerintah. Malah dibebani," pungkas dia. (dil/jpnn)