Puluhan Warga Mengaku Dicuci Otak
Serahkan Uang ke Pimpinan Padepokan
Senin, 09 April 2012 – 08:40 WIB
Misti mengatakan, pada tahun 2010, dirinya mendatangi padepokan untuk menagih janji mengenai uang yang dilipatgandakan kepada RAS dan SN. Tetapi setelah tiba di padepokan, dia malah disuruh mengikuti prosesi agar apa yang dimintanya bisa terpenuhi.
Di antara prosesi itu, katanya adalah dilatih jurus dari pemilik padepokan, diharkat atau dipegang jidat dan punggung setelah itu dimandikan dan dibawa ke ruang gelap dan diucapkan sesuatu. Setelah itu, dia mengaku menuruti apa yang diperintahkan RAS dan SN.
“Saya seperti dicuci otak. Saya sadar setiap apa yang diperintahkan mereka, anehnya saya nurut saja,” ungkapnya. Sejak saat itu, dia pun tinggal di padepokan dengan meninggalkan keluarga di kampungnya.
Hal senada diungkapkan Suparno, warga Kota Medan Sumatera Utara. Dia mengaku uang yang telah diberikan kepada RAS dan SN sebesar Rp 105 juta. Bahkan dia yang memboyong istri dan tiga anaknya dari Medan terpaksa harus tidur di tempat yang tidak nyaman dan seadanya di padepokan tersebut. Bukan hanya itu, ketiga anaknya saat ini telantar dan putus sekolah.
BANJAR - Puluhan warga dari berbagai daerah sengaja mendatangi Kantor Biro Radar Banjar di Jalan Brigjen M Isa SH, kemarin (8/4). Mereka menyampaikan
BERITA TERKAIT
- Pelaku Ganjal ATM Tinggalkan Kendaraan di Tol Cipularang Seusai Beraksi
- Seusai Menonton Video Porno, Remaja Ini Melihat Tubuh Sepupunya, Terjadilah
- Pencurian 50 Gram Emas di Mes Karyawan Jakpus, Polisi Periksa 3 Orang
- Kasus Rudapaksa Gadis Disabilitas: Polisi Periksa Sejumlah Saksi
- Maling Gondol Emas 50 Gram di Mes Karyawan Jakarta Pusat, Polisi Selidiki
- Mantan Honorer di Pekanbaru Ditikam Berkali-kali, Pelaku Sempat Mengaku Oknum Anggota