Puncak Virus Corona Jawa Timur di Bulan Juli, Jangan Tergesa ke New Normal

Dr Brahmana Askandar, Ketua IDI Surabaya mengatakan naiknya angka kasus positif kemungkinan disebabkan karena meningkatnya tes yang dilakukan.
"Saat ini Surabaya dan Jawa Timur sedang mengadakan tes secara masif, baik Rapid Test maupun PCR, mungkin hal ini yang membuat angka meningkat signifikan," katanya kepada ABC Indonesia.

"Mungkin juga memang kasusnya meningkat. Jadi bisa karena gencarnya test yang dilakukan, bisa juga memang masih terjadi pergerakan penduduk, masuk ke Jawa Timur."
Dalam pantauannya dari sisi tenaga kesehatan, berkaitan dengan Alat Perlindungan Diri (APD), Dr Brahmana mengatakan sejauh ini persediaan sudah lebih baik dari masa sebelumnya.
"APD sejauh ini masih ada, lebih baik daripada masa awal-awal dulu, mungkin dengan banyaknya donasi, juga bantuan dari BNPB, meski kekurangan di sana sini masih tetap terjadi," katanya.
'Berserah diri pada alam'
Kenali dampak psikologi pandemi virus corona di Indonesia dan cara mengatasinya.
Sementara itu di RSUD Sidoarjo, dr Atok mengatakan mereka sudah memiliki APD yang cukup untuk masa empat bulan ke depan.
Puncak penularan kasus COVID-19, paling tidak di Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, diperkirakan baru akan terjadi di bulan Juli
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- 4 Perampok Sopir Taksi Online di Surabaya Ditangkap, 1 Asal Sidoarjo, 3 Warga Cirebon
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?