Punya Asuransi Tidak Pernah Klaim, Apakah Rugi? Aidil Menjawab Begini

Punya Asuransi Tidak Pernah Klaim, Apakah Rugi? Aidil Menjawab Begini
Klaim asuransi. Ilustrasi. Foto: dok.JPNN.com

Alhasil, kondisi finansial pun akan senantiasa terlindungi meski terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebenarnya, lanjut Aidil, solusi atas risiko finansial dapat dipersiapkan dari dana milik pribadi. Akan tetapi, jika belum memiliki dana dan aset yang cukup, maka semua biaya kebutuhan dan perencanaan masa depan pasti akan terasa mahal. Terlebih dengan biaya kesehatan yang saat ini sudah semakin meningkat.

Sebagai contoh, salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yang kerap ditemukan di usia produktif, yaitu Diabetes Melitus, menghabiskan rata-rata biaya dukungan pengobatan hingga Rp7,5 triliun dari anggaran kesehatan negara pada tahun 2022, dengan asumsi per orang mendapat perlindungan senilai Rp12,5 juta.

Sedangkan, dengan membayar premi asuransi mulai dari Rp500 ribu per bulan, nasabah bisa mendapatkan perlindungan hingga Rp1 miliar.

Menurut Aidil, dalam konsep dan ilmu perencana keuangan, memiliki asuransi atau proteksi perlu menjadi prioritas sebelum mulai berinvestasi.

Pasalnya, investasi bisa dilakukan dalam jangka panjang hingga puluhan tahun, berbeda dengan risiko kehidupan yang bisa datang kapan saja.

Misalnya, ketika seseorang baru saja mencicil dana investasi tapi kemudian harus menghadapi risiko tidak terduga, yang sering terjadi adalah kondisi finansial goyah sehingga cicilan terpaksa dihentikan. Bahkan, tak jarang total dana investasi harus ditarik untuk menutupi biaya dari risiko yang tengah dihadapi.

“Itulah sebabnya memiliki proteksi sebelum berinvestasi dalam konsep perencana keuangan tidak bisa ditawar, dan kita membutuhkan pihak ketiga untuk membantu melindungi diri dan keluarga secara finansial. Bahasa kerennya, kita memindahkan atau mentransfer risiko kepada pihak lain, dalam hal ini perusahaan asuransi, dengan cara membayar premi sebagai jaminan perlindungan finansial terhadap risiko yang tidak terduga. Pada praktiknya, kontrak asuransi terjalin atas dasar kepercayaan pihak tertanggung [pemegang polis] kepada penanggung [perusahaan asuransi],” ujar Aidil.

Banyak yang menganggap asuransi tidak penting, bahkan ada yang sampai menghitung untung-rugi jika tidak melakukan klaim dari premi yang rutin dibayarkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News