Punya Indera Keenam, Deteksi Pelaku yang Celingukan
Senin, 23 November 2009 – 04:42 WIB
Database itu memudahkan tugas timnya. Saat ada pesawat dari negara-negara dalam daftar, mereka ekstra-waspada. Begitu pula ketika terdapat pesawat khusus dari negara tertentu yang biasa digunakan kurir. Bachtiar lantas menyebut sejumlah maskapai penerbangan. "Yang dari Iran biasanya menggunakan maskapai itu," katanya.
Iran kini memang menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial. Mereka menjadi pemain baru setelah negara Golden Triangle lebih dulu masuk. Itu karena harga sabu di negeri para mullah itu sangat murah. Hanya cepek alias Rp 100 ribu per kilogram. "Makanya, dibawa ke sini untungnya besar," jelasnya.
Mendidik tenaga CNT tidak mudah. Bachtiar harus menggandeng beberapa lembaga lain agar CNT trengginas. Misalnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Satuan Narkotika Polda Metro Jaya. Mereka juga disekolahkan ke luar negeri. "Biar banyak nangkap," ujar lelaki kelahiran Muara Mahat, Kampar, Riau ini. Mereka juga wajib mengikuti pelatihan rutin beberapa bulan sekali.
Bachtiar juga tak hanya mengandalkan CNT. Dia melebarkan link ke negara-negara produsen narkoba terbesar. Dia memiliki sejumlah spionase di sana untuk mendukung info-info pengiriman narkoba. Kalau ada kiriman, mereka bisa langsung kontak. "Siapa saja mereka, itu juga rahasia dapur. Pokoknya ada sumber-sumber kami di negara-negara itu," katanya.
Tahun ini hingga November, petugas bea dan cukai Banten paling banyak menangkap pelaku yang berusaha menyelundupkan narkoba di Bandara Soekarno-Hatta.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408