Punya Museum Batik Terlengkap di Eropa
Rabu, 27 Februari 2013 – 08:08 WIB
Pada 20 Juni 1973, Smend resmi mendirikan galeri batik pertamanya. Namun, karena belum mampu memiliki tempat yang representatif, dia menyewa sebuah ruangan kecil untuk mendirikan galeri batik. "Pemiliknya baik sekali. Dia tidak memungut biaya sewa," kenangnya.
Namun, di tengah impiannya memiliki galeri batik, Smend mengalami beberapa cobaan. Salah satunya, sang kekasih, Paula, meninggal karena sakit. Dia sempat kehilangan arah, tapi mampu bangkit kembali.
"Saya berusaha membuat diri saya sibuk. Sebab, saya masih menyimpan impian saya untuk bisa menunjukkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia lewat batik," tegasnya.
Tidak disangka, galeri batik miliknya berkembang pesat. Banyak peminat batik dari beberapa kota di Jerman yang berdatangan untuk memesan batik. Smend juga rutin mengundang para seniman muda dari Jogja untuk menggelar pameran serta workshop batik di galerinya. "Pada 1974, saya mengundang guru saya, Gianto, ke Jerman," ujarnya.
RUDOLF G. Smend termasuk salah seorang di antara segelintir warga Jerman yang cinta berat pada batik Indonesia. Saking cintanya, dia sampai membuat
BERITA TERKAIT
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024
- Sachrudin, Asli Kampung Gondrong, jadi Satpam hingga Calon Wali Kota Tangerang