Punya Peran Besar, Petani Kecil Harus Ditingkatkan Kualitas dan Produktivitasnya
Sementara Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dodik Nurochmat mengungkapkan, perguruan tinggi telah menemukan komoditas agroforestry yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
"Komoditas agroforestry ini memberikan nilai ekonomi tinggi, pendapatan cepat dan sekaligus sebagai media untuk menjaga hutan," ujar Prof Dodik.
Kakao, merupakan salah satu tumbuhan yang sesuai karena memerlukan naungan.
"Kami memiliki beberapa model yang sukses dikelola secara berkelanjutan oleh kelompok tani di Sumatera dan Sulawesi. Seandainya ini dipandang cukup baik, mungkin bisa kita kembangkan lebih luas di tempat lainnya," terangnya.
Salah satu bukti inisiatif pemberian nilai tambah produksi kakao petani adalah dengan pasar biji kakao fermentasi.
Bersama Yayasan Kalimajari, Koperasi Kakao Serta Semaya Samaniya di Jembrana memfasilitasi petani kakao rakyat dengan mengedepankan produksi biji kakao premium.
Pendekatan gotong royong dalam pola kemitraan dilakukan dengan membangun kolaborasi yang kuat antara petani, koperasi, pasar kakao premium, lembaga perbankan, lembaga penelitian, dan pemerintah.
"Kolaborasi dan kemitraan seperti ini dipercaya mampu meningkatkan kapasitas petani dan koperasi sebagai ujung tombak implementasi program di tingkatan masyarakat,” ungkap Ketua Koperasi Kakao Serta Semaya Samaniya, I Ketut Wiadnyana,
Koperasi menjadi wadah serta peluang petani kecil untuk meningkatkan kapasitas praktik pertanian
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Wamentan Sudaryono Dapat Gelar Bapak Petani Milenial, Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan
- Tinggalkan Karier Mapan, Agus Sugiri Sukses Bertani bersama Agrosolution Pupuk Kaltim
- Melalui MSPP, Kementan Menjabarkan Strategi Pemasaran Komoditas Hortikultura Era Digital
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke