Punya Tujuh Turunan, Saksi Mata Letusan Krakatau 1883
Senin, 13 Mei 2013 – 08:30 WIB

Punya Tujuh Turunan, Saksi Mata Letusan Krakatau 1883
Dalam hal bumbu masakan pun, Maemunah sangat selektif. Dia sama sekali tidak mau makanannya dibubuhi bumbu masak instan, apa pun bentuk dan mereknya. Dia memilih menggunakan bumbu-bumbu alami. Cara memasaknya pun tampak asal-asalan. Namun, setelah hasilnya dicicip, terasa enak.
Satu hal yang unik pada pola makannya adalah durian. Sejak dulu hingga menjelang kematiannya, Maemunah sangat gemar menyantap durian. Di usia senja, dia mampu melahap satu durian montong yang besar sendirian. Karena menyantap durian tidak berefek apa pun pada tubuh Maemunah, akhirnya anak dan cucunya membiarkan Maemunah menikmati buah kegemarannya itu sering-sering.
Beberapa tahun terakhir Maemunah juga gemar mengonsumsi permen lolipop. Sekali makan, dia bisa menghabiskan lima permen. Satu pak permen pun dia habiskan dalam dua hari. Dia juga suka minum susu.
Selain makan makanan sehat, Maemunah selalu menjaga kondisi psikisnya dengan baik. "Nenek tidak pernah berpikiran buruk terhadap siapa pun selama hidupnya. Beliau juga tidak pernah marah," tutur perempuan 35 tahun itu.
PERNAH membayangkan ada manusia berumur 145 tahun? Rasanya mustahil. Namun, tidak bagi anak-cucu Nenek Maemunah, warga Cimanuk, Pandeglang, Banten.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu