Pupuk Bersubsidi Dijual ke Malaysia
Sabtu, 04 Juni 2011 – 13:47 WIB
Hazairin merekomendasikan agar konsep atau sistem penyaluran pupuk bersubsidi kita dapat mencontoh Malaysia. Di negeri jiran, menurutnya tidak ada barang yang beredar di pasaran dengan harga subsidi. Dengan demikin, petani dapat membeli pupuk kapan saja, stok selalu tersedia dan tidak terjadi pengoplosan. "Bentuk subsidi bisa diubah seperti di supermarket. Beli satu dapat tiga," jelasnya.
Di Malaysia, tambah Hazairin, para petani membeli pupuk dengan harga normal (nonsubsidi), misalnya satu kilogram. Namun, jika pupuk tersebut terbukti digunakan sesuai dengan peruntukan maka petani tersebut akan mendapatkan bonus 2 kilogram secara gratis. Sistem seperti ini dianggap cukup berhasil di Malaysia. Di negeri itu, produksi padi nasional mencapai rata-rata 7-9 ton per hektar. Sementara di Indonesia baru mencapai sekitar 5 ton per hektar.
Hanya saja, kata Hazairin, kebijakan tentang subsidi ini ada di tingkat menteri, bukan kewenangan pemerintah provinsi. Pemprov menurutnya sudah mencoba mengusulkan ke kementerian tetapi belum mendapat respon sesuai dengan harapan. Karena itu, dia meminta dukungan agar Komisi B DPRD Kalbar juga menyampaikan usul tentang konsep subsidi ini ke pemerintah pusat.(rnl)
PONTIANAK- Anggota DPRD Kalimantan Barat, Alifuddin, menyebutkan ada indikasi kuat pupuk bersubsidi diselewengkan sampai ke negeri jiran. "Terdengar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Berusaha Menyelamatkan Diri Saat Gempa Bandung, Satu Anak Meninggal
- Sebanyak 19,8 Ton Kopi Pagar Alam Sumsel Diekspor Perdana ke Malaysia
- CPNS 2024 Pemkab Bogor: 7.650 Pelamar Dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi
- Gelar Cooling System, Polres Rohul Maksimalkan Partisipasi Pemilih di Lapas Pasir Pengairan
- Ditinggal Sendirian, Bocah Tujuh Tahun Terjatuh dari Lantai 8 Apartemen
- Gempa Bandung, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari