Pupuk Indonesia Butuh Alokasi Gas Baru

jpnn.com - JAKARTA-PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajukan alokasi gas baru kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mempersiapkan Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat yang dikhususkan sebagai pusat industri pupuk dan petrokimia.
Head of Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan, permintaan alokasi gas sudah disampaikan ke Kementerian ESDM pada bulan Oktober lalu.
Penambahan alokasi gas ini disebabkan karena perubahan di dalam rencana bisnis perusahaan. Pada awalnya, perusahaan ingin membangun pabrik pupuk urea di kawasan tersebut.
Namun, melihat kondisi pasar pupuk internasional yang kelebihan suplai, proyek tersebut menjadi kurang prospektif.
Sehingga, di dalam rencana bisnis yang baru, Pupuk Indonesia berniat untuk mengembangkan industri petrokimia.
”Harga komoditas urea sedang anjlok dan harga gas kita masih cukup tinggi dibandingkan negara lain. Sehingga produk urea kami sulit bersaing. Maka kami berencana beralih mengembangkan produk petrokimia," ujar Wijaya melalui siaran pers, Jumat (2/12).
Di dalam rencana bisnis baru perusahaan, dia menyebut bahwa proyek Teluk Bintuni akan dibangun dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, perusahaan akan mengembangkan industri petrokimia, yaitu methanol dan berbagai turunannya seperti ethylene, propylene, polyethylene, dan polypropylene.
JAKARTA-PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajukan alokasi gas baru kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mempersiapkan Kawasan
- Pefindo Naikkan Peringkat PT Semen Baturaja
- Soal Keluhan AS Terhadap Barang Bajakan di Mangga Dua, Kemendag Bilang Begini
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan