Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Kemanusiaan Rp 820 Juta

Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Kemanusiaan Rp 820 Juta
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyalurkan bantuan kemanusiaan dan psikososial bagi 22 penyintas senilai Rp 820 juta untuk mendukung pemulihan korban tindak pidana terorisme. Foto dok PKT

jpnn.com, BOGOR - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyalurkan bantuan kemanusiaan dan psikososial bagi 22 penyintas senilai Rp 820 juta untuk mendukung pemulihan korban tindak pidana terorisme.

Bantuan diserahkan Manajemen Pupuk Kaltim di Museum Nasional Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana, di Komplek Kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bogor Jawa Barat, Senin (2/12).

SVP Tata Kelola dan Manajemen Risiko Pupuk Kaltim Sutrisna, mengungkapkan 22 penyintas yang menerima bantuan Pupuk Kaltim merupakan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia timur, seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku yang juga termasuk wilayah tanggung jawab distribusi perusahaan.

Bantuan ini mencakup berbagai aspek, agar para korban mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Mulai dari dukungan pendidikan, kesehatan dan stimulan usaha, hingga proses pemulihan dari dampak secara fisik maupun psikologis akibat aksi terorisme.

Hal ini bagian dari wujud kontribusi Pupuk Kaltim dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

"Pupuk Kaltim memahami tindak pidana terorisme tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis yang membutuhkan pemulihan dalam waktu lama. Maka melalui dukungan ini, kami berharap dapat membantu para korban agar bisa kembali menjalani kehidupan secara normal," ungkap Sutrisna.

Menurut Sutrisna, Pupuk Kaltim akan terus menjalin kolaborasi aktif bersama Pemerintah maupun stakeholder terkait, untuk memberikan solusi nyata dalam pengentasan berbagai persoalan sosial di masyarakat seperti halnya pemulihan korban tindak pidana terorisme.

Pupuk Kaltim memahami tindak pidana terorisme tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis yang membutuhkan pemulihan dalam waktu lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News