Pupuk Urea Bersubsidi Menghilang di Majalengka
jpnn.com - MAJALENGKA – Sejumlah petani padi di Kabupaten Majalengka mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk urea bersubsidi. Seperti dialami Tasman (60), warga Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung mengaku sejak beberapa pekan terakhir ini, para petani di desanya kesulitan mencari pupuk urea.
Padahal, pupuk saat ini sangat dibutuhkan para petani mengingat memasuki musim tanam kedua. Sehingga pembelian pupuk untuk memupuk tanaman padi miliknya bertambah. Alhasil pengeluaran untuk merawat semua tanamannya juga semakin bertambah. Bagi para petani, pupuk merupakan kebutuhan primer namun tidak sebanding dengan ketersediaannya.
“Istilah bagi para petani, berapapun harga pupuk tetap dibeli. Tapi ini sih justru sangat sulit dicari. Di sejumlah kantor pertanian juga ketersediaannya kosong,” tuturnya.
Kepala Desa Ligung Lor Daryi Susanto mengatakan, setelah sebelumnya masyarakat dibuat ketar-ketir dengan menghilangnya gas elpiji 3 kilogram, kali ini masyarakat kembali dibuat kebingungan dengan menghilangnya pupuk urea bersubsidi. Hal ini jelas mengganggu kelangsungan musim tanam di desanya dan khawatir hasil produktivitas hasil panen di Desa Ligung Lor bakal menyusut.
Disebutkan, ada tiga blok di desanya yang telah melaksanakan musim tandur. Di antaranya di Blok Lembang dengan luas areal pesawahan mencapai 11 hektare, 22 hektare di Blok Mudang, serta di Blok Kubang Bareng (6 hektare). Dari total 39 hektare di tiga blok tersebut petani mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan pupuk.
“Saya merasa kasihan setiap hari selalu ada saja para petani yang datang ke desa untuk menanyakan keberadaan pupuk tersebut. Padahal kami sudah beritahukan kepada kantor pertanian di Kecamatan Ligung maupun Dinas Pertanian (Distan) Majalengka untuk bisa menyuplai ketersediaan pupuk,” tegasnya, Senin (19/5).
Daryi mengakui ketersediaan pupuk urea bersubsidi di desanya mulai fluktuatif sejak sebelum musim panen pertama. Hingga dalam satu bulan terakhir ini kian menghilang. Seperti di Blok Lembang dengan luas 11 hektare itu para petani sangat sulit mendapatkan pupuk. Pihaknya mendesak kepada Distan untuk mendistribusikan.
“Padahal ini sudah mulai menyebar benih. Jelas sangat dibutuhkan bagi para petani tetapi justru malah sulit dicari. Pemerintah Daerah (Pemda) Majalengka harus ambil sikap terkait persoalan yang sedang terjadi saat ini. Karena mungkin bukan hanya di desa kami melainkan di beberapa desa lain baik di Kecamatan Ligung maupun lainnya pun merasakan hal serupa,” ucap dia.
MAJALENGKA – Sejumlah petani padi di Kabupaten Majalengka mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk urea bersubsidi. Seperti dialami Tasman (60),
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani