Purbo Asmoro

Oleh Dahlan Iskan

Purbo Asmoro
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun itu kereta baru. Dibuat sendiri 8 tahun lalu. Dari kayu jati. Termasuk jari-jari rodanya. Penampilannya dibuat seperti kereta kuno.

Sesekali Purbo Asmoro berangkat mendalang dengan naik kereta itu. Yang ditarik dua ekor kuda –bukan 8 kuda seperti di lakon wayang.

Jalannya pun pelan. Harus bersaing dengan sepeda motor, bendi, dan mobil. Tidak bisa sekencang seperti di wayang –yang digambarkan sampai rodanya mengambang lima inci di atas tanah.

Sejak pertama live streaming, sampai tulisan ini dibuat, sudah 30 lakon diunggah ke YouTube. Lewat channel Purbo Asmoro Official.

Ki Purbo sendiri tidak hanya mengandalkan kehidupan dari mendalang. Sehari-hari ia dosen di ISI Solo –almamaternya dulu. Karena itu terlihat sekali intelektualitasnya.

Ia juga menjadi dalang yang tidak mau dipanggil show setiap malam. "Saya harus memikirkan kesehatan saya jangan panjang," katanya.

Mendalang itu pekerjaan satu malam suntuk. Kalau sebulan 30 hari bisa merusak kesehatan. Juga merusak kehidupan rumah tangga yang normal.

Ia termasuk dalang yang rumah tangganya dijaga dengan baik. Ia dalang yang hidupnya sangat tertib –sebagai suami dan ayah.

Ki Purbo sadar adegan sesaji itu bisa dikecam kalangan agamawan garis jingga. Maka ia jelaskan: sesajen itu bukan untuk dipersembahkan kepada setan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News