Purnomo Liby Investor Timur Tengah
Kamis, 09 Oktober 2008 – 11:44 WIB
Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) J. Purwono menyebut, saat ini negara-negara Timteng kelebihan likuiditas akibat tingginya harga minyak. ''Karena itu, PLN akan diarahkan untuk cari dana tidak terpakai dari negara-negara Teluk,'' ujarnya.
Hingga saat ini, dari kebutuhan pendanaan proyek pembangkit 10.000 MW berupa pinjaman sebesar Rp 58,7 triliun, masih kurang Rp 30,9 triliun.
Kebutuhan dana proyek sebesar Rp 58,7 triliun itu terdiri dari valas USD 4,5 miliar dan rupiah Rp 17,3 triliun. Dari kebutuhan valas USD 4,5 miliar tersebut, USD 1,5 miliar di antaranya sudah ditandatangani. Sedangkan USD 1,9 miliar masih dinegosiasikan dengan berbagai bank, seperti Bank of China dan Bank Export-Impor China, serta ditargetkan selesai akhir tahun ini. Yang USD 1 miliar akan diselesaikan pada 2009.
Sementara dari kebutuhan pendanaan rupiah Rp 17,3 triliun, yang sudah ditandatangani Rp 14 triliun. Sisanya sebesar Rp 3,3 triliun diharapkan selesai tahun ini. (owi/dwi)
JAKARTA - Ketatnya likuditas akibat krisis keungan di AS mendorong pemerintah mulai fokus mengincar sumber pendanaan alternatif untuk sektor listrik.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Hasil Uji Lab Lemigas Menyatakan Kualitas Pertamax Memenuhi Spesifikasi Dirjen Migas