Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia

Nginap di Lapas Cipinang, Masuk Geng Surabaya

Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia
RANCANG PENJARA- Purwo Ardoko, insinyur yang menjadi arsitek penjara modern, menunjukkan site plan Rutan Cipinang di Jakarta, Jumat (29/4). Foto: Naufal Widi A.R/ Jawa Pos
Purwo memang salah seorang aktor penting di balik pembangunan rutan tersebut. Pria kelahiran Jombang itulah yang mengarsiteki pembangunan blok khusus penjahat kerah putih (white collar crime) itu. Penjara yang terdiri atas tiga lantai dan mampu menampung 256 orang.

Lantai 1 berkapasitas 16 kamar. Sel-sel berukuran 3 x 6 meter itu disiapkan untuk tahanan yang sudah uzur (lanjut usia) atau sakit. Karena itu, satu sel hanya dihuni satu orang. Di lantai 2 dan 3 masing-masing terdapat 24 kamar berukuran 7 x 5 meter. Setiap kamar diproyeksikan untuk lima tahanan.

Seluruh kamar dilengkapi fasilitas sebuah kloset. Di setiap selasar di tiap lantai dipasang kamera CCTV (closed circuit television). Sedikitnya, di tiap blok ada lima kamera CCTV, di antaranya ditempatkan di ruang petugas dan tempat kunjungan. "Ini sudah sesuai dengan standar internasional," kata Purwo.

Rutan Tipikor itu, jelas alumnus Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya itu,  merupakan salah satu di antara sembilan lapas dan rutan percontohan. Yakni, Lapas Pasir Putih Nusakambangan yang berkategori supermaximum security, Lapas Narkotika Jogjakarta, Lapas Tanjung Gusta Medan, dan Lapas Barelang Batam.

SALAH satu orang penting dalam pembangunan Rutan Khusus Tipikor di Cipinang, Jakarta, yang diresmikan Selasa lalu (27/4) adalah Purwo Ardoko. Dialah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News