Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia

Nginap di Lapas Cipinang, Masuk Geng Surabaya

Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia
RANCANG PENJARA- Purwo Ardoko, insinyur yang menjadi arsitek penjara modern, menunjukkan site plan Rutan Cipinang di Jakarta, Jumat (29/4). Foto: Naufal Widi A.R/ Jawa Pos
Kemudian, Rutan dan Lapas Salemba, serta tiga di Cipinang. Yakni, lapas khusus narkotika, lapas umum, dan Rutan Tipikor. "Di Medan dan Batam saya jadi advisor-nya," terang Purwo. Dia juga ikut berperan dalam pembangunan maupun renovasi tujuh penjara lain.

Purwo menuturkan, menjadi tenaga ahli independen seperti sekarang  sebetulnya tidak direncanakan. Setelah lulus kuliah pada 1986, Purwo ke Jakarta. Dia bergabung dengan salah satu konsultan mengerjakan draft untuk Lapas Wanita Tangerang. "Waktu itu, satu lembar dihargai Rp 15 ribu," kenangnya.

Ayah tiga anak itu kemudian menjadi pegawai honorer di Departemen PU (Pekerjaan Umum). Namun, hanya bertahan dua tahun. Dia keluar pada 1990. Lalu meloncat jadi tenaga ahli dalam pembangunan kompleks Departemen Keuangan dan fasilitas-fasilitas sosial. Pada 1995, Purwo mulai masuk pada pengembangan rumah susun.

Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997?1998 membuat pengembangan properti berhenti. "Tahun-tahun itu saya sempat jadi penjual semir rambut," kata Purwo mengenang. Baru pada 1999, Purwo melanjutkan lagi proyek rusunnya. Salah satunya di kawasan Petamburan, Jakarta.

SALAH satu orang penting dalam pembangunan Rutan Khusus Tipikor di Cipinang, Jakarta, yang diresmikan Selasa lalu (27/4) adalah Purwo Ardoko. Dialah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News