Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia

Nginap di Lapas Cipinang, Masuk Geng Surabaya

Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia
RANCANG PENJARA- Purwo Ardoko, insinyur yang menjadi arsitek penjara modern, menunjukkan site plan Rutan Cipinang di Jakarta, Jumat (29/4). Foto: Naufal Widi A.R/ Jawa Pos
Tinggi minimal 4 meter memungkinkan penghuni untuk memperoleh sirkulasi udara cukup. Kemudian, bukaan atau ventilasi sebesar 20 persen dari luas permukaan. Untuk sanitasi, disediakan peturasan, yakni kloset plus bak kecil untuk keperluan di malam hari. Dindingnya di lapis dengan cat antikimia dan antijamur untuk menghindari bahan-bahan sulfat yang bisa mengakibatkan tergerus.

Dinding terluar dikonstruksikan tahan benturan dengan kekuatan 2 ton per titik. "Dengan demikian, diperlukan 10 orang untuk menghancurkannya," jelas Purwo. Dinding tersebut dibuat dari beton bertulang yang dicor dengan ketebalan 20 sentimeter. Bahan-bahannya harus trouble free. Jerujinya besi pilihan,  diameter 20 milimeter. "Butuh waktu satu jam tanpa berhenti untuk menggergajinya," imbuhnya.

Faktor keamanan memang menjadi bagian penting dalam bangunan lapas. Meliputi pagar pengaman (deterrence); pos pengamanan, menara, dan ruang kontrol (detect); penataan pintu, dan penghambatan akses antarruang (delay). Kemudian, steril area serta meminimalkan upaya pelarian. Pagar pengamannya dibuat empat lapis di luar gedung.

Dengan aristektur semacam itu, kata Purwo, jika ada tahanan yang berhasil kabur, bisa dipastikan ada kerja sama dengan petugas petugas. "Kabur bukan karena bangunannya, tapi karena sistem atau petugas yang tidak disiplin."

SALAH satu orang penting dalam pembangunan Rutan Khusus Tipikor di Cipinang, Jakarta, yang diresmikan Selasa lalu (27/4) adalah Purwo Ardoko. Dialah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News