Pusing Menghadapi Murid yang Lebih Hafal Lagu Kebangsaan Malaysia
Senin, 15 Agustus 2011 – 01:51 WIB
Sebenarnya, lanjut Mingkus, mereka rencananya akan diberangkatkan ke Sabah pada September 2008. Akan tetapi dengan adanya kendala adminsitrasi dan perizinan, akhirnya dikirim 6 orang guru termasuk dirinya pada Februari 2009. Sekolah itu sebenarnya sudah ada sejak Desember 2008. “Jadi, selama 2 bulan sekolah berjalan tanpa ada guru. Hanya satu Kepala Sekolah dengan 3 orang tenaga administrasi,” imbuhnya.
Lantas keluar instruksi dari pusat agar melakukan program percepatan pendidikan atau semester pendek. Sekolah yang dimulainya Desember 2008, tetap harus menuntaskan proses belajar mengajar sesuai dengan kalender akademik, yakni bulan Juli 2009. “Wah, itu menjadi suatu tantangan bagi kami sebagai tenaga pendidik di sana. Bagaimana tidak, anak-anak dari mulai usia kelas 1 – 4 SD sebagian besar belum pernah mengikuti pendidikan di sekolah,” terang Mingkus.
Tantangan lain yang dirasa berat, kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung (calistung) masih sangat rendah.“Mereka hampir bisa dikatakan tidak mengerti bahasa Indonesia. Sehingga kami kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Hambatan lain, para orang tua siswa sibuk bekerja, sehingga anaka-anak kurang mendapatkan perhatian orang tua. “Hasilnya, ini sangat berpengaruh pada cara atau kerangka logika berpikir mereka mengalami hambatan,” tuturnya. Anak-anak kelas 5 SD banyak yang belum pandai membaca meskipun sudah mengenai huruf.Para guru benar-benar dituntut untuk berimprovisasi.
PAHLAWAN tanpa tanda jasa. Itulah julukan yang kerap ditempelkan pada sosok guru. Namun kali ini, bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI,
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala