Pusing Menghadapi Murid yang Lebih Hafal Lagu Kebangsaan Malaysia
Senin, 15 Agustus 2011 – 01:51 WIB
“Kami posisi guru yang SIKK tugasnya membina dan membantu memberikan pengawasan. Jadi, kami di sini mengajar 7 hari full. Kami ada 6 ruang kelas, tapi ada 14 rombel. Sehingga kami harus membagi waktu. Shift pertama : 07.00 - 10.30, Shift kedua : 10.40 - 16.25. Jadi kalau kami mengajar, dari pagi sampai sore,” paparnya.
Diceritakan Mingkus,pada Jumat, Sabtu dan Minggu dirinya bersama-sama dengan rekannya harus pergi ke LC yang jaraknya 120 km dari tempat tinggalnya di wilayah Bandar Raya. “Jadi kayak Cirebon - Bandung. Ada juga yang lebih jauh, 300 km, di Tawao. Harus ditempuh dengan waktu 9 jam,” ujar Mingkus yang juga menyebutkan, total guru di SIKK ada seanyak 21 guru yang berstatus PNS.
Dalam menjalani tugas mengajar di Sabah ini, Mingkus tidak membawa istri dan kedua anaknya. Mengingat anak-anaknya sudah menginjak bangku perguruan tinggi. Menurutnya, jika anak-anaknya dibawa ke Sabah, dikhawatirkan tidak bisa kualiah, karena tidak ada universitas. “Kalaupun ada di Kuala Lumpur , tetapi tentunya biayanya cukup mahal. Maka dari itu, lebih baik saya saja yang di Sabah, dan pulang 6 bulan sekali,” ujarnya.
Lain dengan Mingkus, Yudotomo Budi atau lebih akrab disapa Yudo tersebut terpaksa harus membawa istri dan anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP. “Anak-anak lebih baik saya bawa,karena lagipula bisa ikut sekolah juga di SIKK,” ujar Yudo.
PAHLAWAN tanpa tanda jasa. Itulah julukan yang kerap ditempelkan pada sosok guru. Namun kali ini, bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI,
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala