Pussy Riot Serbu Final Piala Dunia, Ini 6 Tuntutan Mereka
jpnn.com - Band punk asal Rusia, Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab atas masuknya beberapa orang ke lapangan pada final Piala Dunia 2018 antara Kroasia dan Prancis, Minggu (15/7) malam.
Dari sekian banyak yang menyusup pada menit ke-52, empat di antaranya adalah anggota Pussy Riot yang dimotori Olga Kurachyova.
Aksi mereka tentu bukan didasari hasrat bertemu dengan pemain kedua kesebelasan yang ganteng-ganteng. Lewat laman resminya, Pussy Riot menyampaikan bahwa mereka menginvasi lapangan dengan membawa pesan protes.
"Hanya beberapa menit yang lalu empat anggota Pussy Riot tampil di pertandingan final Piala Dunia FIFA," tulis Pussy Riot mengawali pernyataan resmi mereka, dilansir NME, Senin (16/7).
Pussy Riot melanjutkan pernyataan tentang aksi masuk lapangan tersebut. "Hari ini adalah 11 tahun sejak kematian penyair besar Rusia, Dmitriy Prigov. Prigov menciptakan citra seorang polisi, pembawa kebangsaan surgawi, dalam budaya Rusia," ungkapnya.
“Polisi surgawi, menurut Prigov, berbicara tentang dua arah dengan Tuhan Sendiri. Polisi duniawi siap membubarkan unjuk rasa. Polisi surgawi dengan lembut menyentuh bunga di ladang dan menikmati kemenangan tim sepak bola Rusia, sementara polisi duniawi merasa tidak peduli dengan mogok makan Oleg Sentsov. Polisi surgawi naik sebagai contoh kebangsaan, polisi duniawi melukai semua orang. Polisi surgawi melindungi tidur bayi, polisi duniawi menganiaya tahanan politik, memenjarakan orang-orang untuk repost dan like," lanjut Pussy Riot.
Grup yang berdiri pada 2011 itu terus berceloteh tentang polisi di Negeri Beruang Merat tersebut.
"Polisi surgawi adalah penyelenggara karnaval indah Piala Dunia ini, polisi yang bersahaja takut akan perayaan itu. Polisi surgawi dengan hati-hati mengawasi untuk mematuhi aturan permainan, polisi duniawi memasuki permainan tidak peduli tentang aturan. Piala Dunia FIFA telah mengingatkan kita tentang kemungkinan-kemungkinan polisi surgawi di masa depan Rusia, tetapi polisi duniawi, memasuki pertandingan tanpa aturan itu menghancurkan dunia kita," bebernya.
Band punk asal Rusia, Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab atas masuknya beberapa orang ke lapangan pada final Piala Dunia 2018
- Korea Permalukan Jerman di Piala Dunia 2018, Shin Tae Yong Bocorkan Rahasianya
- Diduga Diracun Putin, Aktivis Pussy Riot Dilarikan ke Jerman
- Lagi-Lagi, Rezim Putin Dituding Terlibat Peracunan
- Tahu Diri, Nikola Kalinic Tolak Medali Piala Dunia 2018
- Buat Rusuh Final Piala Dunia, Pussy Riot Kini Rilis Lagu
- Najib Mengaku Bokek, Putranya Malah Pamer Nonton Final PD