Pussy Riots Mengaku Masuk Ke Lapangan di Final Piala Dunia
Kelompok bernama Pussy Riots yang selama ini banyak memprotes dan mengkritik kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengaku bertanggung jawab setelah empat orang berpakaian polisi masuk ke lapangan di pertandingan final Piala Dunia Prancis melawan Kroasia di Moskow.
Petugas dengan cepat bisa mengamankan tiga perempuan dan seorang pria yang masuk ke lapangan di menit ke-52, dalam insiden yang dilihat oleh miliaran orang di seluruh dunia.
Pemain belakang Kroasia Dejan Lovren mendorong salah seorang pria yang masuk sebelum petugas mengamankan pria ini.
Sebelum mereka diamankan, salah seorang perempuan tersebut berhasil sampai di tengah lapangan, dan kemudian melakukan 'high five' dengan pemain depan Prancis Kylian Mbappe.
"Halo semuanya dari lapangan Luzhniki, menyenangkan di sini." kata Pussy Riot lewat Twitter.
Video: Protest group Pussy Riot claim responsibility for invading the World Cup pitch (ABC News)
Kelompok yang disebut political punk ini mengeluarkan pernyataan menyerukan dibebaskannya tahanan politik, diakhirnya 'penahanan ilegal' terhadap para pengunjuk rasa, dan 'kompetisi politik' diijinkan di Rusia.
Pernyataan juga merujuk ke kasus Oleg Sentsov, penentang keras aneksasi Rusia terhadap wilayah Crimea dari Ukraina di tahun 2014.
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025