Putar-Putar di Ibu Kota Amerika Serikat dengan Menunggang Segway (2-Habis)
Hilangkan Kunci Kontak Kena Denda Rp 5,5 Juta
Kamis, 27 November 2008 – 02:08 WIB

Foto: DOAN WIDHIANDONO/JAWA POS
Namun, tawa itu sedikit tertahan saat mereka harus mencoba segway sebelum berjalan-jalan mengelilingi Washington DC. Pagi itu, peserta tur dibagi tiga grup. Kelompok saya delapan orang. Wanitanya tiga. Pemandunya adalah Scott Maucher, anak muda yang sangat friendly dan kocak.
Sekeluar dari kantor City Segway Tour, kami harus menyeret segway yang bertenaga baterai (di-charge lima jam untuk pemakaian 10 jam) ke trotoar lebar di seberang kantor kecil itu. ’’Seret saja. Seperti Anda menyeret gerobak, pemotong rumput, atau menyeret kantong mayat,’’ katanya disambut tawa peserta tur. Tawa itu menghangatkan udara ibu kota Amerika Serikat yang sedang disiram hujan rintik-rintik halus tersebut.
Dan ternyata, tawa peserta tur saat melihat video itu benar-benar lenyap sesaat ketika kami mencoba menaiki segway. Saat latihan itu, segway pertama yang di-on-kan adalah milik Scott. ’’Kalau jatuh, biar punya saya yang rusak,’’ ujar pria berambut keriting itu.
Latihan pertama adalah berdiri pada segway. Pertama-tama, setang dipegang oleh Scott. Setelah itu dilepas sekitar tiga puluh detik. Saya merasa sedikit tegang ketika itu. Sebab, saya membayangkan berdiri pada dua roda yang sewaktu-waktu bisa terguling. Saya membayangkan, George W. Bush pun pernah jatuh saat mencoba segway pada 2004. Apalagi saya. Kalau jatuh, sakitnya mungkin tidak seberapa. Namun, malunya itu...
Segway dipromosikan sebagai kendaraan masa depan yang mudah dikendarai. Tapi, tetap perlu latihan agar pengendaranya bisa berdiri seimbang dan tidak
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri