Putin Tuding Hillary Clinton Provokator

Babak Baru Keretakan Hubungan AS-Rusia

Putin Tuding Hillary Clinton Provokator
Putin Tuding Hillary Clinton Provokator
Konon, Washington mengucurkan dana sampai ratusan juta dolar untuk memastikan aksi protes terhadap pemerintah Rusia itu terus berlangsung. Melalui kebijakan tersebut, tuding Putin, AS berusaha melemahkan sistem politik Rusia dan melengserkan rezim kuat yang kini berkuasa.

 

Kritik Putin itu menandai babak baru retaknya hubungan AS dan Rusia. Apalagi, pernyataan tersebut disampaikan bertepatan dengan peringatan ke-20 penandatanganan Kesepakatan Belovezh. Kesepakatan yang disahkan oleh Rusia, Ukraina, dan Belarusia pada 8 Desember 1991 tersebut menandai bubarnya Uni Soviet. Bersamaan dengan itu, berakhir pula Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.

 

Kemarin Putin juga menyampaikan kekesalannya pada Clinton di hadapan partainya, All Russian Popular Front (ONF). Di depan para pendukungnya, pemimpin 59 tahun itu mengatakan bahwa sinyal positif Washington pada oposisi Rusia tersebut mengindikasikan ketakutan AS pada pemerintahannya. Karena itu, ungkap dia, Washington tak ingin Putin terus berkuasa.

 

"Kita adalah negara dengan kekuatan nuklir yang besar dan sampai sekarang pun kita masih bertahan pada posisi tersebut. Karena itu, rekan-rekan kita di luar sana gentar," katanya di depan massa OMF, kendaraan politik Putin, untuk kembali ke kursi presiden pada pemilu Maret nanti itu.

 

MOSKOW - Menyusul pertikaian NATO dan Rusia, kini berkembang konflik antara negeri bekas pecahan Uni Soviet tersebut dengan Amerika Serikat (AS).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News